Warga Jalan Simo Pomahan Gang III, Surabaya, dihebohkan dengan penemuan mayat perempuan yang tinggal di kamar kos setempat. Tragisnya, perempuan yang diketahui bernama Maria Panmay Suryani (31) itu terbujur kaku di hadapan Dion, bayinya yang baru berusia 10 hari.
Kejadian ini spontan membuat miris warga sekitar yang tidak menyangka perempuan asal Jalan Adi Sucipto, Waioti, Maumere, Kupang, NTT, itu meninggal. Pasalnya, warga masih melihat Maria memandikan Dion sekitar pukul 09.00 WIB, Minggu (2/10/2011) kemarin.
Kematian Maria pertama kali diiketahui Lusi, tetangga kos, sekitar pukul 16.30 WIB. Lusi curiga mendengar suara tangis Dion yang tak kunjung berhenti. Lazimnya seorang ibu, Maria biasanya langsung bisa menenangkan sang anak kala menangis.
Karena penasaran, Lusi mengintip di sela pintu kamar kos yang saat itu tidak terkunci. “Saya takut karena lihat Dion mancal-mancal (menendang-nendang), tapi ibunya diam saja,” ujarnya kepada anggota Polsek Sukomanunggal yang datang ke lokasi.
Lusi lantas memanggil tetangga kos yang lain karena merasa ada yang aneh dengan pemandangan yang disaksikannya itu. Beberapa tetangga kos Maria lantas membuka pintu bersama-sama. Mereka melihat Maria dalam kondisi telentang tak bergerak.
Setelah dicek, ternyata Maria sudah tak bernyawa. Perempuan itu meninggal di hadapan sang anak yang tidak mengerti kondisi ibunya itu. “Kami melihat dia sudah meninggal. Sedangkan anaknya tak jauh dari tubuhnya,” ujar Sukana.
Mendapati Maria sudah tak bernyawa, saksi lantas memanggil perangkat kampung dan diteruskan ke anggota Polsek Sukomanunggal. Polisi yang datang langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi juga memeriksa kondisi jenazah Maria.
Kabar tentang meninggalnya salah satu penghuni kos di Jalan Simo Pomahan Gag III/16 itu dengan cepat tersebar ke seluruh pelosok permukiman padat penduduk itu. Untuk mengamankan lokasi, polisi memasang garis polisi agar warga tidak semakin mendekat di lokasi.
Dijelaskan Kepala Polsek Sukomanunggal, Kompol M Baderi didampingi Kanit Reskrim AKP Suyanto, pihaknya tidak menemukan luka bekas kekerasan di tubuh korban. “Untuk pemeriksaan awal kami tidak menemukan adanya tanda kekerasan,” tegasnya.
Namun, polisi belum bisa mengambil kesimpulan karena masih menunggu hasil otopsi dokter. Untuk kepentingan penyelidikan, polisi mengevakuasi jenazah Maria ke kamar mayat RSU DR Soetomo untuk menjalani otopsi.
Dari sejumlah informasi di lokasi, Maria diketahui mengidap penyakit epilepsi. Maria juga sempat mengeluh tidak enak badan beberapa jam sebelum ditemukan tidak bernyawa. Maria mengeluh pusing, meriang, dan perutnya sakit. Diduga, Maria tewas setelah penyakitnya itu kambuh dan tidak mendapatkan pertolongan.
Sementara itu, Sri, pemilik pemilik kos tempat Maria tinggal, mengatakan, Maria baru lima hari tinggal di kamar kos bertarif Rp 350.000 per bulan itu. Kepada Sri, Maria mengaku kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma (UWK). “Dia datang sendiri dan membawa bayinya itu. Ngakunya sih kuliah kedokteran,” ujarnya.
Maria juga mengaku kalau sebelumnya dia kos di Jl Dukuh Pakis. Hingga kini, belum ada penjelasan resmi apakah Dion itu adalah anak kandung Maria atau bukan. Dion dibawa polisi sampai ada pihak keluarga yang mengambilnya. Belum diperoleh kabar juga siapa suami perempuan itu.
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon berkomentar dengan baik dan sopan. Komentar bernada spam akan saya hapus