MU Kembali Diperkuat Duo Menara Pertahanan

Sir Alex Ferguson pantas optimis mendatangi markas Arsenal, Emirates Stadium, Minggu 22 Januari 2012. Sebab, Manchester United akan kembali diperkuat dua menara pertahannya, Phil Jones dan Chris Smalling. 


Dua bek muda MU ini memang absen pekan lalu saat Iblis Merah mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor telak 3-0. Dua bek jangkung MU ini mengalami cedera ringan saat bertabrakan di derby Manchester kontra Manchester City.

"Phil Jones dan Chris Smalling akan fit," kata Ferguson dilansir skysport, Jumat 20 Januari 2012.

Ferguson juga mendapat kabar yang menggembirakan dari dua gelandangnya, Ashley Young dan Tom Cleverley. Kondisi keduanya kini semakin membaik. "Mereka melakukan program penyembuhan dengan baik dan kebugaran mereka di level yang bagus," lanjut Ferguson.

Namun untuk Cleverley, Ferguson tampaknya masih harus bersabar. Gelandang muda yang digadang-gadang akan menjadi penerus Paul Scholes ini baru dapat diturunkan pada pertengahan Februari mendatang.

Di Luar Empat Besar, Bencana bagi Arsenal

Pelatih Arsenal, Arsene Wenger mengungkapkan finish di luar empat besar menjadi bencana sendiri buat timnya. Maklum, Arsenal tampil kurang menjanjikan di musim ini.


Pertandingan akhir pekan kontra Manchester United pun menjadi kesempatan The Gunners bangkit dari kekalahan saat bersua tim promosi, Swansea City 3-2 di pekan kemarin.

Karenanya, Arsenal harus memanfaatkan dengan baik laga kontra Manchester United, 22 Januari 2012 besok, jika tidak ingin menjauh dari zona Liga Champions. "Buat saya, itu akan menjadi bencana," kata Arsitek berjuluk The Professor tersebut menyingkapi potensi terlemparnya Arsenal dari kasta tim empat besar.

Ia pun menyatakan, berada di posisi empat besar lebih berharga dibanding apa pun. "Kami ingin berada di sana, di posisi empat besar dan bermain di Liga Champions. Semuanya tidak akan cukup baik," tuturnya.

Beralih ke laga kontra ManUtd, Wenger tidak ingin terlalu percaya diri. Segala kemungkinan masih bisa terjadi, termasuk menelan kekalahan dari tangan The Red Devils, julukan ManUtd. "Itu bisa terjadi, tapi kami tidak ingin itu terjadi," kata pelatih asal Prancis tersebut.
"Kami ingin meraih kemenangan dalam permainan. Jika Anda membayangkan suatu bencana, itu membuat hidup Anda sulit," Wenger melanjutkan.

Menurut dia, Premier League menghadirkan tantangan tersendiri buat diri dan timnya. Sulit menebak hasil akhir pertandingan dalam laga bigmatch nanti. "Jika Anda bermain baik, ada lebih banyak kesempatan untuk menjalaninya dengan baik," kata Wenger

"Setiap hal bisa berubah dengan cepat. Karena itu, penting bagi kami menjaga kepercayaan diri dalam permainan, pemain, untuk masuk ke dalam permainan itu dengan keyakinan," ujar Wenger.

Real Madrid Buka Peluang Di Copa Del Rey

Bermain di kandang lawan di Estadio El Toralin, Madrid sudah melupakan kekalahan di El Clasico dengan mengalahkan Ponferradina di leg pertama babak 32 Besar Copa del Rey, Selasa (13/12) waktu setempat.


Pertandingan berlangsung cukup keras meskipun Los Blancos lebih mendominasi permainan. Tim besutan Jose Mourinho ini berhasil unggul di menit ke-29 melalui pemain muda Jose Maria Callejon.

Sampai babak pertama berakhir tak ada tambahan skor. Kiper Orlando Quintana tampil cukup bagus dengan beberapa kali mementahkan peluang Madrid, terutama melalui Cristiano Ronaldo.

Ponferradina beberapa kali merepotkan pertahanan Madrid dan puncaknya Raul Albiol harus meninggalkan lapangan di menit ke-69 setelah mendapatkan kartu kuning kedua karena melakukan tekel keras terhadap Borja Valle.

Situasi itu tidak mampu dimanfaatkan klub penghuni Segunda Division B itu, bahkan Madrid mampu menambah keunggulan melalui gol Ronaldo di menit ke-74 setelah mendapatkan umpan dari Gonzalo Higuain.

Skor tetap tidak berubah 2-0 sampai akhir pertandingan. Leg kedua akan berlangsung di Santiago Bernabeu pada 20 Desember mendatang.

Sementara di pertandingan lainnya, Valencia ditahan imbang tuan rumah Cadiz 0-0. Valencia masih berpeluang lolos ke babak selanjutnya karena akan menjamu Cadiz pada pekan depan.

Radja Nainggolan Dibanderol €100 Juta

Cagliari berjuang keras mempertahankan Radja Nainggolan dari incaran klub-klub domestik pada bursa transfer Januari.


Gelandang keturunan Indonesia berpaspor Belgia itu diinginkan AC Milan, Juventus, Inter Milan, dan Fiorentina pada jendela transfer mendatang. Mengetahui demikian, presiden Massimo Cellino menegaskan takkan melepas Nainggolan.

"Saya takkan menjualnya, sekalipun ditawari €100 juta," sergah Cellino kepada GR Parlamento.

"Ini merupakan isu sentimen dan menunjukkan perbedaan kebijakan bagi klub lain. Kalau kami menghabiskan uang untuk membangun stadion baru, kami tidak bisa menjual pemain bintang kami."

"Nainggolan adalah pemain yang ingin saya pertahankan di Cagliari. Kami ditawari begitu banyak uang dari klub luar negeri Agustus lalu. Sekarang agennya bilang masih ada klub yang berminat, tapi kami tetap tak ingin melepasnya."

21 Pemain Dipilih Jajal Kekuatan Beckham cs

Gabungan pemain-pemain timnas U-23 dan timnas senior bakal melayani LA Galaxy AS, yang dimotori David Beckham. Sebanyak 21 pemain dipanggil bergabung. Dari jumlah itu, 11 pemain dipanggil dari tim nasional yang berlaga di ajang SEA Games 26 lalu.

 
Sedangkan untuk pelatih dipercayakan juga pada Rahmad Darmawan yang menangani timnas di SEA Games 26. Dua pemain naturalisasi asal Pelita Jaya, Greg Nwonkolo dan Victor Igbonefo juga dipanggil bergabung.

Kedatangan Beckham cs dipromotori Mahaka Sports dan Brown Sports. Rencananya, Beckham dan rombongan Galaxy tiba di Jakarta 28 November 2011. Beckham dan rombongan akan melakukan meet and greet dan coaching clinic sebelum bertanding melawan timnas pada 30 November mendatang.

Berdasar rilis yang diterima Republika, inilah skuad timnas yang bakal menjajal kekuatan LA Galaxy;
Pelatih: Rahmat Darmawan
Timnas U-23: Kurnia Meiga, Andritany Adhriyasa, Diego Michiels, Abdul Rahman, Hasim Kipuw, Mahadirga Lasut, Egi Melgiansyah, Okto Maniani, Andik Vermansyah, Patrich Wanggai, Titus Bonai
Timnas Senior: Firman Utina, Ahmad Bustomi, M. Ridwan, Cristian Gonzales, Boaz Salossa, Hamka Hamzah, Bambang Pamungkas, Greg Nwonkolo, Victor Igbonefo, Zulkifli.

Pujian Khusus Ferguson Untuk Hernandez

Manajer Manchester United (MU), Sir Alex Ferguson, memuji performa pasukannya yang ia nilai tampil gemilang saat menang 1-0 atas Everton, Sabtu (29/10/2011). Pujian khusus diberikan Ferguson kepada striker Javier Hernandez yang mencetak gol penentu kemenangan.


Pemain asal Meksiko tersebut mencetak gol pada menit ke-19. Dari tengah kotak penalti, ia menyepak bola kiriman Patrice Evra masuk ke sudut kiri bawah gawang tuan rumah.
"Di babak pertama kami memainkan sepak bola yang fantastis dan mencetak gol yang bagus. Hernandez sungguh fantastis ketika ada di dalam kotak (penalti)," ujar Ferguson kepada BBC Sport.

Ferguson pun menyambut hangat kemenangan ini. Menurutnya, Wayne Rooney dkk berhak mendapatkan tiga poin setelah kerja keras yang mereka tunjukkan.
"Ini hasil yang penting. Kami bermain tandang dan meraih kemenangan. Melawan Everton bukan laga yang mudah dan mereka menampilkan semua yang mereka punya dalam pertandingan," kata manajer asal Skotlandia tersebut.

Dua Pelecehan Seksual dalam 90 Menit

DEFENDER Sunderland, Titus Bramble, menghadapi berbagai tuduhan, Jumat (28/10/2011). Setelah sebelumnya dituntut atas dugaan memakai narkoba, kini dia dituntut melakukan dua pelecehan seksual dalam 90 menit.


Peristiwa itu terjadi bulan lalu, setelah dia mengunjungi Keys Club di Yarm, Nort Yorks. Selepas menghibur diri di kelab malam itu, ia pulang naik taksi ke rumahnya, dekat Billingham, Teesside.

Pertama, dia diadukan karena meraba-raba bagian bawah seorang wanita di sebuah kelab malam, pada pukul 01.00 waktu Inggris. Dalam 90 menit kemudian, atau pukul 02.30, dia kembali melakukan pelecehan seksual kepada seorang wanita saat mereka sedang naik taksi menuju rumahnya.

Tak hanya itu, pemain berumur 30 tahun ini juga diadukan karena kencing di area publik.
Bramble sempat diapanggil polisi Middlesbrough, Jumat (28/10/2011). Sementara dia tak terbukti mengonsumsi narkoba setelah menjalani dua kali tes. Namun, tuduhan pelecehan seksual masih terus berlanjut. Dia harus kembali memenuhi undangan polisi pada 10 November 2011.

Bramble menolak berkomentar atas kasusnya. Namun, pengacaranya Phil Smith mengatakan, "Klien saya membantah semua tuduhan itu dan siap membuktikan bahwa tuduhan itu tak berdasar."

Dua Peran Yang Diabaikan Oleh PSSI

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebagai organisasi tertinggi penyelenggara dan pembinaan sepak bola di Indonesia punya tanggung jawab yang tidak ringan. PSSI bertanggung jawab menyelenggarakan kompetisi dalam negeri yang muaranya ialah tim nasional yang tangguh dan berprestasi.


Karena sepak bola adalah olahraga terpopuler di negeri ini tak heran jika PSSI sering menjadi sorotan masyarakat dan media serta ajang perebutan kekuasaan kekuatan politik.
Meski Indonesia negara yang sangat luas dan berpenduduk lebih dari 220 juta orang, prestasi sepak bola nasional sangat memprihatinkan. Dari peringkat dunia terbaru yang dirilis oleh FIFA, Indonesia menduduki peringkat 131 dunia, di bawah Thailand (120) dan Singapura-Vietnam (129).

Padahal dukungan masyarakat tidak pernah surut untuk tim nasional Indonesia. Pemain bintang pun selalu muncul di setiap zamannya, mulai era Ronny Pattinarasani, Rusdy Bahalwan, Danurwindo, Iswadi Idris, Bambang Nurdiansyah, Ruly Nere, Ricky Yakobi, Kurniawan Dwi Yulianto hingga Bambang Pamungkas dan Irfan Bachdim. Roda kompetisi pun sudah bergulir di tanah air sejak akhir 1970-an lewat kompetisi Perserikatan, Galatama sampai Liga Super Indonesia (LSI).

Tapi tetap saja hasilnya nol besar!
Apa yang kurang? Sebenarnya jika ditelusuri satu persatu tentu penyakit sepak bola Indonesia sangat banyak. Mulai dari fasilitas lapangan sepak bola, stadion, sekolah/akademi sampai sumber daya manusianya yang jumlah dan mutunya rendah.

Bayangkan selama 30 tahun lebih masyarakat sepak bola cuma mengenal satu stadion berstandar FIFA yaitu stadion Gelora Bung Karno Senayan.
Kini pengurus PSSI yang baru pimpinan Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman punya tugas yang 'sama' dengan pengurus-pengurus lalu: 1. Menghasilkan kompetisi yang profesional dan bermutu; 2. Tim nasional Indonesia yang punya prestasi mengkilap mulai dari level junior sampai senior.

Di banyak federasi sepak bola di Eropa, Amerika Latin sampai beberapa negara Asia, mereka memiliki jabatan Direktur Teknik dan Direktur Kompetisi.
Direktur Teknik bertanggung jawab merumuskan konsep dan landasan tim nasional akan seperti apa dalam lima, 10, 15 atau 25 tahun ke depan. Baik untuk di level senior sampai tingkat junior (kelompok umur). Seperti pola pembinaan dan pembibitan pemain muda, kaderisasi jenjang karier pemain di tim nasional, gaya permainan tim nasional, turnamen besar yang menjadi target juara, pola pemusatan pelatihan tim nasional sampai formasi saat bermain.

Direktur Teknik juga bertanggung jawab memilih atau memberikan syarat-syarat sosok pelatih kepala dan staf pendukung kepelatihan yang akan ditunjuk bagi tim nasional. Syarat-syarat tersebut tentunya dibuat berdasarkan kebutuhan tim nasional, rencana yang sudah disusun, kultur sepak bola Indonesia sampai turnamen yang akan dihadapi. Dan semuanya dibuat untuk rencana jangka panjang.

Direktur Teknik bisa menyetujui atau menolak calon pelatih sampai staf kepelatihan yang akan ditunjuk. Sebaiknya jabatan Direktur Teknik diduduki secara kolektif karena tugasnya tidak hanya mencakup satu bidang saja.

Jika PSSI memiliki fungsi Direktur Teknik, maka kasus 'asal pecat' yang menimpa pelatih Alfred Riedl tidak akan terjadi. Penunjukan atau pemecatan pelatih dan stafnya didasarkan oleh kebutuhan tim dan analisis dari tim Direktur Teknik. Ketua Umum PSSI dan anggota komite eksekutif membuat keputusan yang berkaitan dengan tim nasional berdasarkan rekomendasi dari Direktur Teknik.

Untuk Direktur Kompetisi tugasnya tak kalah berat. Menyusun konsep dan menjalankan roda kompetisi. Mulai dari aturan, sisi bisnis, sarana dan prasarana, sumber daya manusia sampai pembinaan pemain muda. Direktur Kompetisi harus bisa membuat kompetisi liga Indonesia berjalan dengan penuh profesionalisme, tanpa pengaturan skor dan mementingkan pembinaan pemain muda. Termasuk jadwal kompetisi dalam negeri yang disesuaikan dengan kalendar internasional FIFA.

Direktur Teknik dan Direktur Kompetisi harus punya kesepahaman, visi dan misi yang sama mengenai pola pembinaan pemain muda yang akan dijabarkan ke semua klub peserta liga, mulai dari kasta teratas sampai yang amatir. Karena di klub-lah ujung tombak pembinaan pemain muda yang berkualitas.

Dua posisi ini selama bertahun-tahun selalu dilupakan oleh para pengurus PSSI. Di era Nurdin Halid ada Badan Tim Nasional (BTN) dan Badan Liga Indonesia (BLI). BTN mengurusi persiapan tim nasional sedangkan BLI bertanggung jawab terhadap tetek bengek roda kompetisi LSI, Divisi Utama, Divisi 1 dan 2 sampai Liga Amatir.

Sayangnya dua lembaga ini, harus diakui, diisi oleh orang-orang yang 'dekat' dengan pengurus atau 'pemodal' PSSI. Bukan orang-orang yang berprestasi, paham atau berpengalaman lama di sepak bola. Hasilnya: Kita semua bisa menilainya.
Sudah saatnya PSSI di era Djohar Arifin menggunakan tenaga-tenaga profesional, berpengalaman dan berprestasi untuk jabatan Direktur Teknik dan Direktur Kompetisi. Mereka bisa kita sewa dari beberapa negara yang sepak bolanya terbukti maju. Bisa dari Jepang, Korea Selatan, Jerman, Inggris, Spanyol atau Belanda.

Untuk posisi Direktur Teknik, PSSI bisa mengontrak mantan pemain atau mantan pelatih asing yang sudah terbukti memiliki prestasi internasional. Sang Direktur Teknik bisa membawa staf 'pilihannya' yang akan ditugasi mengurusi pembinaan pemain muda, timnas senior, timnas junior, stamina pemain, mental, gizi, urusan medis sampai sport science.
Namun mereka tak boleh menjabat di posisi pelatih kepala atau staf kepelatihan tim nasional. Tugas mereka mengawasi, memberikan supervisi dan koreksi kepada pelatih kepala dan staf kepelatihan timnas berdasarkan rencana yang sudah disusun.

Begitupula di jabatan Direktur Kompetisi. Kita bisa menyewa tenaga-tenaga konsultan profesional yang punya pengalaman menyelenggarakan kompetisi sepak bola yang profesional dan modern. Tugas mereka juga bukan cuma memberikan masukan, tapi terjun langsung, membuat aturan dan mengambil keputusan strategis mengenai roda kompetisi tanah air.

Untuk merealisasikan hal-hal seperti di atas tentu butuh dana yang banyak. Karena mempekerjakan tenaga-tenaga asing yang profesional tidaklah murah. Ini menjadi tugas PSSI untuk mencari sponsor dan mempertanggungjawabkan secara terbuka penggunaan dananya.
Pemerintah pun tak boleh menutup mata untuk hal ini. Menyediakan dana dan sarana pendukung membutuhkan peran pemerintah pusat.

Kita semua harus mengakui kalau kualitas dan integritas sebagian pelaku sepak bola di tanah air masih tidak bermutu. Sebagian dari mereka lebih mengutamakan kepentingan kelompok, partai politik sampai memperkaya diri sendiri.

Jika ingin sepak bola Indonesia berprestasi internasional memang dibutuhkan pengorbanan yang banyak, menekan ego pribadi, kelompok dan partai politik.
Dan ingat, jika sepak bola, juga olahraga Indonesia berprestasi, lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' dan bendera merah putih bisa berada di atas simbol-simbol bangsa lain.

Fabregas: Karena Wenger, Aku ke Barca

Gelandang Barcelona, Cesc Fabregas, mengatakan, karena Manajer Arsene Wenger-lah dia pindah ke Barcelona. Tanpa bantuan Wenger, dia tak akan kembali ke klub asalnya.


Fabregas dibeli Wenger dari Barcelona saat usianya masih 16 tahun. Setelah delapan tahun, dia kembali ke Barcelona dengan proses transfer yang berbelit, panjang, dan melelahkan.
Publik Barcelona memiliki kesan buruk kepada Wenger. Dia dianggap pencuri bakat Barcelona. Selain itu, dia juga dituduh sebagai penghalang proses transfer Fabregas ke Barcelona. Namun, hal itu dibantah oleh Fabregas sendiri.

"Publik memiliki gambaran yang keliru tentang Wenger. Jika bukan karena dia, aku tak akan kembali ke Barcelona," ujarnya kepada surat kabar El Pais.
Fabregas menyebut beberapa jasa Wenger kepadanya, "Tanpa Wenger, aku tak akan melakukan debut (bersama Arsenal) dalam usia 16 tahun, bermain di final Liga Champions pada umur 18 tahun, dan menjadi kapten tim menjelang umur 20 tahun."

Fabregas mengaku bahagia bersama Arsenal, apalagi publik mencintainya. Tetapi, dia juga tak bisa menyembunyikan rasa cintanya kepada klub asalnya, Barcelona.
"Aku memiliki segalanya (di Arsenal). Permainanku juga memuaskan dan aku bisa bermain sebanyak mungkin. Soal gelar, aku memang merasa sedih. Aku gagal meraih gelar Premier League tiga kali di saat peluang juara amat besar. Tapi, London akan tetap menjadi kotaku," katanya.

"Aku tak terlalu memiliki banyak teman di London. Namun, aku punya rekan hebat di ruang ganti, termasuk Wenger. Aku tak akan menjadi besar tanpa dia, tak menjadi juara dunia. Aku banyak berbicara dengannya. Kata-kata terakhirnya akan tetap kuingat sepanjang hidup. Ketika meninggalkan Arsenal, aku nyaris tak bisa bicara. Tapi, aku bisa berbicara dengannya. Apa yang sudah ia berikan kepadaku tak ternilai harganya," terang Fabregas.

Senter Laser Bisa Disita Polisi

Aparat Polda Metro Jaya memastikan akan menyita senter laser penonton sepak bola jika digunakan saat laga sepak bola Indonesia-Bahrain malam nanti. Apalagi kalau penyalaan laser itu mengganggu para pemain yang tengah berlaga.


”Pasti petugas di tempat akan menyita senter laser tersebut dan bisa jadi pemilik atau pengguna senter laser tersebut dikeluarkan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar kepada wartawan di Balai Wartawan Polda Metro Jaya, Selasa (6/9/2011) siang.

Untuk proses hukum selanjutnya terhadap pemilik atau pengguna senter laser tersebut, lanjut Bahardin, akan dilihat lebih teliti sejauh mana tingkat pelanggaran dan kesalahan yang bersangkutan.

Ia membenarkan bahwa sebelum penonton sepak bola masuk ke stadion, mereka akan melewati beberapa titik atau pintu pemeriksaan. Hal itu untuk membersihkan barang bawaan penonton yang tidak boleh ada di dalam stadion, seperti senjata tajam, petasan, kembang api, dan peralatan laser.

Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan masih ada senter laser yang lolos dari pemeriksaan petugas. ”Itu sebabnya jika senter laser itu digunakan dan mengganggu jalan pertandingan, pemakainya pasti ditindak,” kata Baharudin.

2.600 Personel Amankan Laga Indonesia Vs Bahrain

Sekitar 2.600 personel gabungan dari Polda Metro Jaya dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dikerahkan saat pertandingan antara Indonesia dan Bahrain digelar pada Selasa (6/9/2011), di Stadion Utama Gelora Bung Karno. 


Pengamanan khusus juga akan dilakukan karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan hadir untuk menonton partai tersebut.

"Kami sudah koordinasi dengan pihak TNI untuk pertandingan sepak bola timnas Indonesia yang rencananya akan disaksikan Presiden SBY," kata Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Komisaris Besar Sujarno, Senin (5/9/2011), di Polda Metro Jaya.

Ia menjabarkan, sebanyak 2.600 personel dari Polri dan TNI akan bersiaga mulai esok hari. Dari jumlah itu, sebanyak 2.100 personel berasal dari kepolisian yang tersebar di Ring I, II, dan III. Personel berasal dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, Polres Metro Jakarta Barat, dan Polres Metro Jakarta Selatan. Sementara 500 personel lain berasal dari gabungan TNI dan Polri yang diperuntukkan khusus mengamankan Presiden SBY.
"Kepolisian memiliki protap (prosedur tetap) khusus untuk mengamankan pejabat maupun pemimpin negara, seperti Presiden SBY," ujarnya.

Sujarno mengatakan, meski polisi sudah siaga penuh, potensi gangguan keamanan dan ketertiban menjelang pertandingan belum ditemukan. Ia berharap para pendukung tim nasional kedua tim juga mampu menunjukkan sikap positif sehingga tidak mengganggu kelancaran pertandingan.

Selain menempatkan anggota, Polda Metro Jaya dan TNI mengerahkan pasukan bersenjata lengkap, termasuk kendaraan taktis, barakuda, ambulans, dan mobil pemadam kebakaran.
Timnas Indonesia akan menjamu tim sepak bola Bahrain pada kualifikasi babak ketiga Pra-Piala Dunia 2014 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (6/9/2011) pukul 18.30 WIB.

Tawaran Arsenal untuk Cahill Dinilai Rendah

Bolton Wanderers tidak menjual bek Gary Cahill ke Tottenham Hotspur atau Arsenal karena penawaran kedua klub itu di bawah permintaan mereka. Demikian disampaikan manajer Owen Coyle.


Menurut Sky Sports, Arsenal dan Tottenham, mengajukan penawaran berupa uang tunai dan bonus, yang diyakini akan bergantung pada posisi akhir kedua klub itu di Premier League 2011-2011. Bolton disebut menghargai Cahill 17 juta poundsterling atau sekitar Rp 233 miliar dan pembayaran tunai.

Cahill mengaku kecewa gagal pindah ke klub yang lebih besar, tetapi menghormati keputusan klub dan akan bersikap profesional. Coyle mengaku bisa memaklumi hal tersebut.
"Dari klub yang menginginkan Gary, tak ada yang mengajukan penawaran mendekati jumlah (yang kami inginkan) dan yang mereka tawarkan tidak kami pertimbangkan. Saya mengerti posisi Gary, yaitu bahwa ia ingin bermain untuk klub elit dan saya pikir, pemain mana pun ingin bermain di level tinggi," ujar Coyle.

Kontrak Cahill akan habis Juni 2012 mendatang dan Coyle mengaku ingin Cahill memperpanjangnya.