Pada kesempatan kali ini bayarsaja.blogspot.com akan menyampaikan artikel tentang Pasokan Ikan di Jakarta Merosot Tajam. Semoga dengan artikel Pasokan Ikan di Jakarta Merosot Tajam akan menambah wawasan untuk anda pembaca setia bayarsaja.blogspot.com
Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya dan gelombang laut yang tinggi tidak hanya berdampak pada gangguan aktivitas di pelabuhan perikanan, tetapi juga merosotnya pasokan ikan lokal di wilayah Jawa.
Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung, di Jakarta, Sabtu (19/1/2013), mengemukakan, banjir dan gelombang mengakibatkan penurunan produksi laut sekitar 30-50 persen di beberapa pelabuhan ikan di Jawa.
Kondisi itu diperparah dengan banjir yang mengganggu distribusi ikan ke pasar-pasar atau kota. Pasokan ikan saat ini mengandalkan ikan dari penyimpanan ikan di gudang pendingin (cold storage) sekitar Jakarta dan ikan air tawar.
Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, pengolahan ikan terganggu akibat genangan air sejak Kamis (17/1/2013) lalu. Aliran listrik padam dan jalan masuk ke pelabuhan sulit dilalui karena ketinggian air mencapai 50-120 sentimeter. Sebagian karyawan pabrik perikanan juga kesulitan masuk. Saat ini hanya usaha pengolahan ikan yang menggunakan generator set listrik yang masih bisa beroperasi.
Saut mengemukakan, pihaknya telah meminta PT Perusahaan Listrik Negara untuk menyalakan listrik. Lalu secara bertahap pelayanan di pelabuhan dipulihkan, termasuk pelayanan laboratorium uji mutu DKI Jakarta. Di samping itu, menunggu air surut agar akses keluar/masuk pelabuhan normal.
Saut memperkirakan, gangguan produksi dan ekspor masih akan berdampak hingga lima hari ke depan. Hal itu karena perlu waktu untuk pembersihan kawasan pabrik.
Dalam kondisi normal, setiap hari PPS Nizam Zachman mengirim produk perikanan untuk ekspor sekitar 200-250 ton. Ada sekitar 53 unit pengolahan ikan (UPI) skala besar di PPS Nizam Zachman.
Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung, di Jakarta, Sabtu (19/1/2013), mengemukakan, banjir dan gelombang mengakibatkan penurunan produksi laut sekitar 30-50 persen di beberapa pelabuhan ikan di Jawa.
Kondisi itu diperparah dengan banjir yang mengganggu distribusi ikan ke pasar-pasar atau kota. Pasokan ikan saat ini mengandalkan ikan dari penyimpanan ikan di gudang pendingin (cold storage) sekitar Jakarta dan ikan air tawar.
Di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, pengolahan ikan terganggu akibat genangan air sejak Kamis (17/1/2013) lalu. Aliran listrik padam dan jalan masuk ke pelabuhan sulit dilalui karena ketinggian air mencapai 50-120 sentimeter. Sebagian karyawan pabrik perikanan juga kesulitan masuk. Saat ini hanya usaha pengolahan ikan yang menggunakan generator set listrik yang masih bisa beroperasi.
Saut mengemukakan, pihaknya telah meminta PT Perusahaan Listrik Negara untuk menyalakan listrik. Lalu secara bertahap pelayanan di pelabuhan dipulihkan, termasuk pelayanan laboratorium uji mutu DKI Jakarta. Di samping itu, menunggu air surut agar akses keluar/masuk pelabuhan normal.
Saut memperkirakan, gangguan produksi dan ekspor masih akan berdampak hingga lima hari ke depan. Hal itu karena perlu waktu untuk pembersihan kawasan pabrik.
Dalam kondisi normal, setiap hari PPS Nizam Zachman mengirim produk perikanan untuk ekspor sekitar 200-250 ton. Ada sekitar 53 unit pengolahan ikan (UPI) skala besar di PPS Nizam Zachman.
Dapatkan berita terupdate dan unik setiap saat hanya di bayarsaja.blogspot.com
Homepage|http://bayarsaja.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar
Mohon berkomentar dengan baik dan sopan. Komentar bernada spam akan saya hapus